Skip to main content

teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif

teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif - Teknik perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya diantara melalui okulasi tanaman. Okulasi tanaman atau lebih dikenal dengan penempelan mata tunas merupakan teknik perbanyakan yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat karena dapat meningkatkan kualitas tanaman menjadi lebih baik. Berikut merupakan penjelasan mengenai okulasi.

Okulasi

Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan secara vegetatif buatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu tanaman melalui penempelan sepotong kulit pohon dengan mata tunas dari batang atas yang ditempelkan pada irisan kulit pohon lain dari batang bawah sehingga dapat tumbuh dan bersatu menjadi individu yang baru.

Pengertian Okulasi

Okulasi adalah serangkaian teknik pembiakan tanaman secara vegetatif yang telah banyak dikembangkan oleh petani. Dalam melakukan okulasi pada tanaman diperlukan ketrampilan khusus supaya tujuan okulasi dapat berhasil.

Arti batang bagian bawah yang digunakan untuk okulasi diharuskan mempunyai sistem perakarannya yang baik, sedangkan batang bagian atas biasanya dipilih yang memiliki hasil tanaman yang memiliki kualitas baik. Terdapat dua macam teknik okulasi yang baisa diterapkan yaitu teknik okulasi tradisional dan teknik okulasi hijau.

Okulasi disebut juga sebagai salah satu teknik perbaikan kualitas tanaman secara vegetatif buatan. Sama seperti jenis perbanyakan vegetatif buatan lainnya, okulasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bibit tanaman yang berkualitas baik.

Jika dibandingkan dengan hasil tanaman melalui dari teknik perbanyakan cangkok dan stek, tanaman okulasi memiliki kualitas yang lebih baik dikarenakan okulasi dapat menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman asalnya yang berupa sifat unggul dari batang bawah seperti sistem perakaran yang kuat dan sifat unggul dari tanaman entres yang dapat berupa hasil buah yang lebat.

Teknik okulasi biasanya dilakukan dengan menggabungkan tanaman-tanaman yang masih dalam satu spesies. Okulasi yang dilakukan antar tanaman dengan spesies berbeda jarang dilakukan karena memiliki tingkat keberhasilannya sangat rendah karena perbedaan sifat fisiologis dari masing-masing spesies dapat menghambat penyatuan batang atas dan batang bawah.

Proses Okulasi

Adapun untuk mekanisme dalam teknik okulasi ini sendiri, antara lain adalah sebagai berikut;

Mengiris batang bawah (membuat jendela okulasi)

Langkah yang pertama dalam tahapan olukasi adalah mengiris batang bawah. Bentuk irisan batang bawah tergantung pada cara okulasi yang kita pilih. Irisan okulasi tidak boleh terlalu dalam dan melukai bagian kayunya karena dapat mengakibatkan kegagalan okulasi.

Letak jendela okulasi harus berada disisi yang berlawanan dengan arah matahari. memperhatiakan arah matahari Hal ini dikarenakan untuk mencegah tempelan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Cara ini berlaku pada bibit batang bawah yang dibudidayakan dalam bedengan, namun jika batang bawah ditumbuhkan dalam polybag atau pot maka letak jendela okulasi tidak menjadi masalah karena letak bibit lebih mudah diatur posisinya.

Mengambil Mata Tunas atau Tempel

Tahap okulasi yang kedua adalah pengambilan mata tempel yang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bentuk pengambilan sehi empat, sayatan dan bulat. Dengan adanya macam mata tempel dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan cara okulasi yang digunakan.

Penempelan atau Penyisipan Mata Tunas

Tahapan selanjutnya adalah penempelan mata tunas. Mata tunas yang telah diperoleh kemudian disisipkan atau ditempelkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah. Penempelan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak sampai merusak kambium.

Hal yang perlu diperhatikan pada saat penempelan mata tunas adalah menjaga kebersihan pada kambium karena dapat mengganggu menyatunya penempelan

Mengikat Tempelan

Pengikatan tempelan dapat menggunakan plastik polianil khlorida dengan ukuran tali pengikat kira-kira memiliki panjang sekitar 20 cm dan lebar sekitar 1,5 cm serta tebalnya 0,1 mm. Pengikatan tempelan biasanya dilakukan dengan sistem genteng yang diikatkan dari bagian bawah ke atas.

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengikatan adalah mata tunas jangan diikat terlalu erat karena dapat mengakibatkan kerusakan pada mata tunas.

Membuka Ikatan

Ikatan okulasi dibuka setelah kurang lebih 1 bulan setelah pelaksanaan untuk dilihat mata tempelnya. Jika mata temple masih menunjukkan warna hijau segar dan sudah melekat dengan batang bawah berarti okulasi berhasil dilakukan, namun jika mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi yang dilakukan gagal.

Memotong Batang Bawah

Pemotongan batang bawah dilakukan jika okulasi tersebut telah berhasil. Pemotongan batang bawah dapat dilakukan dengan cara memotong sekitar 1 cm di atas mata tempel dengan bentuk potongan miring kebelakang sehingga air hujan yang jatuh dan tidak mengenai tempelan tersebut. Untuk mencegah terjadinya infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup.

Penutupan dapat dilakukan dengan menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus. Tunas yang telah tumbuh diikat pada tiang

Syarat Okulasi

Syarat tanaman yang dapat dikembangbiakan dalam teknik okulasi ini, antara lain yaitu;

Tanaman Tidak Sedang Tumbuh Daun Baru

Dikarenakan pada saat tanaman masih memproduksi daun baru akan berpengaruh pada kulit yang digunakan sebagai jendela okulasi sehingga kulit yang telah disayat menjadi cepat kering dan dapat berpengaruh dalam keberhasilan proses okulasi.

Batang Atas dan Bawah Harus Memiliki Umur yang Sama

Hal ini untuk mendukung keberhasilan proses okulasi. Umur batang sangat berpengaruh terhadap kecepatan terbentuknya tunas sehingga perlu adanya keselarasan umur antar kedua tanaman induk agar dihasilkan sinergi yang baik dalam memunculkan tunas baru.

Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah sebaiknya berasal dari biji karena akan memiliki perakaran yang lebih kuat dan relative tahan terhadap kekeringan. Selain itu batang bawah yang digunakan untuk menyambungkan harus mampu menjalin pertautan yang baik dan mampu mendukung pertumbuhan batang atasnya tanpa menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan sehingga diperlukan usia batang yang sama.

Kedua Tanaman yang Akan Diokulasi Harus dari Satu Genus

Kedua tanaman induk yang diokulasi harus dari satu family atau genus tanaman agar okulasi dapat berhasil. Okulasi jarang dilakukan pada tanaman dengan genus berbeda Karen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah akibat perbedaan fisiologis tanaman yang dapat terjadi sehingga untuk menghindari kegagalan tersebut kedua tanaman harus dari genus yang sama.

Bebas Hama dan Penyakit

Kedua tanaman yang dijadikan sebagai tanman induk harus terbebas dari serangan hama maupun infeksi penyakit. Hal ini dikarenakan untuk menghindari resiko kegagalan dalam okulasi karena terganggunya proses okulasi akibat serangan hama dan penyakit.

Selain itu tanaman yang terserang hama dan penyakit justru dapat menjadi sumber penularan kepada tanaman hasil okulasi nantinya.

Tanaman Induk Bersifat Unggul

Tanaman induk harus memiliki sifat yang unggul dikarenakan tujuan utama dari okulasi adalah meningkatkan kualitas hasil tanaman yang lebih baik dan unggul sehingga kedua bibit tanaman okulasi juga harus memiliki sifat yang unggul.

Salah satu sifat unggul yang sebaiknya dimiliki oleh tanaman induk adalah mempunyai produksi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman hasil okulasi.

Tujuan Okulasi

Tujuan utama okulasi dari okulasi tanaman adalah sebagai berikut;

Mendapatkan jenis tanaman baru yang memiliki sifat menguntungkan seperti tahan penyakit serta sifat unggul lainnya yang diperoleh
Bisa mendapatkan hasil penggabungan dari dua sifat berbagai jeis tanaman di induknya.
Manfaat Okulasi

Adapun untuk kegunaan dalam okulasi ini, antara lain adalah sebagai berikut;

Proses Pembuahan dan Perkembangbiakan Lebih Cepat

Proses okulasi dapat menyebabkan proses perkembangbiakan menjadi lebih cepat karena faktor umur tanaman induk dan sifat induk yang unggul dan memiliki pertumbuhan yang cepat.

Meningkatkan Produktivitas Tanaman

Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman karena didukung oleh bibit atau induk tanaman yang memiliki sifat unggul dan memiliki produksi tinggi. Hal tersebut yang mendorong peningkatan produktivitas dan mutu tanaman hasil okulasi sehingga teknik ini lebih menguntungkan.

Pertumbuhan Tanaman Lebih Seragam

Hasil tanaman yang diperbanyak dengan okulasi memiliki sifat yang seragam. Hal ini dikarenakan okulasi merupakan perkembangbiakan secara vegetatif tanpa melalui proses peleburan dua gamet yang berarti satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri dan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Hal tersebut yang menjadikan hasil tanamannya menjadi seragam.

Sumber : https://dosenpertanian.com/pengertian-okulasi/

Reno seprama

Penyuluh Pertanian WKPP Koto Tinggi

BPP Koto Besar - Dharmasraya

Bagian 2

#1. Cangkok
Salah satu usaha yang sering dilakukan dalam pembudidayaan perbanyakan tanaman kelengkeng secara vegetatif adalah dengan cara mencangkok. Mencangkok merupakan usaha yang dilakukan untuk memperbanyak diri dengan menggunakan batang apikal yang masih tumbuh. Mencangkok hanya dapat dilakukan pada tanaman yang bersifat dikotil yang memiliki kambium karena pada tanaman monokotil tidak memiliki kambium sehingga pada saat disayat akan langsung melukai jaringan pengangkut (floem dan xylem).

Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, Lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis).

Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam proses pencangkokan adalah waktu pencangkokan. Waktu mencangkok yang baik dilakukan pada saat awal musim hujan agar tanah pada media cangkok tetap basah dan tidak berulang-ulang melakukan penyiraman. Kerja lapangan dimulai dari pertengahan bulan Januari dan pada bulan tersebut merupakan awal musim hujan. Oleh karena itu, pencangkokan pada tanaman kelengkeng dilakukan pada saat minggu pertama praktik kerja lapangan agar mendapatkan hasil yang baik.
Langlah-langkah mencangkok tanaman yang dilakukan saat praktik kerja lapangan adalah:
Pohon induk yang sehat dipilih sebagai tanaman yang akan digunakan sebagai tempat perbanyakan dengan cara cangkok.
Batang tanaman kelengkeng yang berada di pohon induk dipilih dengan diameter sekitar 4 cm.
Batang yang sudah dipilih kemudian disayat secara melingkar sepanjang 7 cm dengan menggunakan pisau yang tajam agar kambium pada batang dapat tersayat dengan sempurna.
Setelah batang tanaman sudah siap untuk digunakan, selanjutnya disiapkan media tanah yang basah. Cara membasahi tanah tersebut yaitu tanah di campur dengan sedikit air kemudian diaduk sampai tanah menjadi lunak sehingga mudah ditempel pada bagian batang yang sudah disayat.
Media tanah ditempelkan pada bagian batang yang telah disayat secara melingkar dan merata sehingga menutupi bagian batang tersebut.
Tanah pada batang tanaman selanjutnya dibungkus rapat secara melingkar menggunakan plastik dengan ukuran yang sudah disesuaikan.
Kedua ujung plastik tersebut diikat dengan mengunakan tali raffia sehingga media tanah dapat terlindungi.
Perbanyakan Kelengkeng Dengan Cangkok, Stek, Okulasi dan Sambung
ciri-ciri tanaman yang berhasil dicangkok yaitu munculnya akar pada media pembungkus yang digunakan, akar muncul dari batang bagian atas sayatan dan batang atas kemudian daun tidak layu atau kering. Dari pengamatan selama lima minggu, ada tiga cangkokan yang menunjukkan keberhasilannya dengan keluarnya akar pada bungkus plastik cangkokan, sedangkan selebihnya belum menunjukkan keberhasilan.

Tujuan perbanyakan tanaman dengan cara mencangkok adalah untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat baik yang sama dengan induknya, misalnya rasa buah dan tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Namun perbanyakan tanaman dengan cara mencangkok memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari perbanyakan dengan cara mencangkok adalah mudah dilakukan dan tingkat keberhasilannya tinggi. Selain itu, tanaman yang dihasilkan dari perbanyakan cangkok dapat mewarisi 100% sifat dari tanaman induknya. Kelemahan cangkok adalah percabangan yang dimiliki oleh tanaman hasil perbanyakan cangkok tidak lebat dan tidak kompak, serta produktivitas buah terbatas.

Selain itu tanaman hasil cangkok tidak memiliki sistem perakaran yang kuat karena tidak memiliki akar tunggang dan serabut-serabut akarnya tidak rimbun. Akibatnya tanaman mudah roboh saat tertiup angin kencang dan tidak kuat menghadapi kekeringan disaat musim kemarau. Kelemahan yang lain ialah pada perbanyakan tanaman dengan cara cangkok tidak dapat dilakukan dalam jumlah yang banyak, hal ini dapat merusak pohon induk karena semakin banyak pencangkokan maka semakin banyak batang/cabang tanaman yang dipotong.
#2. Penyambungan (Grafting)
Penyambungan atau grafting adalah penyambungan batang bawah dan batang atas yang dilakukan antara dua varietas tanaman yang berbeda namun masih dalam satu spesies yang memiliki sifat dan keunggulan yang berbeda. Penyambungan merupakan teknik perbanyakan tanaman yang mahal karena memerlukan banyak tenaga terlatih dan menyita waktu.

Penyambungan dilakukan dengan cara menyambungkan bagian tanaman berupa pucuk atau tunas dari tajuk pohon pada tanaman batang bawah yang telah disediakan.
Berikut merupakan perlakuan perbanyakan dengan cara penyambungan yang dilakukan saat praktik kerja lapangan.
Batang bawah dipilih dengan memperhatikan syarat yaitu memiliki pertumbuhan yang sehat dengan diameter minimal batang 5 mm.
Batang bawah dipotong setinggi 25 cm dari atas permukaan tanah polybag dengan menggunakan silet atau pisau.
Batang bawah kemudian dibelah membujur sedalam kurang lebih 2 cm.
Entres atau batang atas dipilih dengan ukuran diameter yang sama besar dengan batang bawah.
Bagian pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2 cm, untuk mendapatkan bidang lekat yang sama baiknya.
Bagian pangkal batang atas dan ujung batang bawah disambungkan dengan menggunakan tali plastik yang terbuat dari kantong plastik ½ kg selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula.
Hasil sambungan selanjutnya dimasukkan ke dalam sungkup yang telah dipersiapkan. Tujuan penyungkupan adalah untuk menjaga kelembaban agar tetap tinggi dan mengurangi penguapan di sekitar sambungan.
Penyiraman dilakukan 2 hari sekali.
Hasil perbanyakan dengan penyambungan
Selama pelaksanaan praktik kerja lapangan, dilakukan perbanyakan tanaman dengan cara penyambungan sebanyak lima tanaman. Pada minggu terakhir dilakukan pengamatan yang hasilnya adalah seluruh tanaman yang diperbanyak secara penyambungan tidak berhasil, dengan dibuktikan terjadinya pembusukkan pada area penyambungan yang terbungkus tali plastik dan daun pada pucuk tanaman mengalami kelayuan. Penyebab tidak berhasilnya penyambungan tersebut karena sungkup terlalu sering dibuka sehingga kelembaban pada tanaman tidak stabil.

Manfaat perbanyakan tanaman dengan cara penyambungan yaitu memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang memiliki keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah, serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya. Kemudian dapat memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat dan toleran terhadap lingkungan tertentu, mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal, serta mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi.
#3. Stek
Stek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang memperlakukan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna.

Stek bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang sempurna dengan akar, batang, dan daun dalam waktu relatif singkat serta memiliki sifat yang serupa dengan induknya dan dapat dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam pembentukan akar meskipun dilakukan stek dalam kondisi yang sama.

Mekanisme pembentukan akar pada stek dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya media yang digunakan, tanaman, serta hormon. Mekanisme perkembangan akar diawali dengan adanya pergerakan auksin, karbohidrat, dan rooting cofactor (zat-zat yang dapat merangsang tumbuhnya akar) baik tunas maupun daun. Keberhasilan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan keluarnya tunas daun pada pucuk sehingga menjadi tanaman baru.
Berikut merupakan langkah-langkah stek tanaman yang dilakukan selama pelaksanaan praktik kerja lapangan.
Bagian tanaman yang berasal dari pucuk diambil dengan menggunakan gunting pangkas sepanjang 15 cm, pucuk yang digunakan adalah pucuk tanaman kelengkeng yang muda.
Daun yang terdapat pada stek tersebut dipotong setengah bagian menggunakan gunting pangkas tersebut. Tujuannya untuk mengurangi transpirasi dan beban tanaman.
Pada bagian calon tempat tumbuh akar atau pangkal stek diolesi dengan cairan growtone yang bertujuan untuk merangsang pengeluaran akar lebih cepat.
Stek dimasukan kedalam polybag yang sudah dipersiapkan.
Polybag yang berisi tanamna stek selanjutnya dimasukkan ke dalam sungkup.
Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan penyiraman 2 hari sekali.
Hasil perbanyakan dengan stek
Zat pengatur tumbuh dapat memacu pertunasan dan dapat memacu pembentukan akar stek dan memacu pertumbuhan panjang akar. Zat pengatur tumbuh dapat mempercepat tumbuhnya akar baru pada tanaman.
Perbanyakan dengan cara stek memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan bibit dari setek adalah tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya terutama pada bentuk buah, ukuran, warna, dan rasanya, tanaman yang berasal dari setek dapat ditanam pada tempat dengan permukaan air tanahnya dangkal karena tanaman asal setek tidak memiliki akar tunggang, perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan, stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah, dan tidak memerlukan teknik. Sedangkan kerugian bibit dari stek adalah perakaran yang dimiliki dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh. Pada musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
#4. Okulasi
Perbanyakan tanaman secara okulasi adalah perbanyakan dengan cara penempelan mata tunas yang diambil dengan sedikit kulitnya dari cabang entres pohon induk ke batang bawah yang telah disayat kulitnya.
Perlakuan perbanyakan tanaman secara okulasi yang dilakukan pada pelaksanaan praktik kerja lapangan yaitu sebagai berikut.
Batang bawah dipilih dengan memperhatikan syarat yaitu memiliki pertumbuhan yang sehat dengan diameter minimal batang 5 mm.
Kulit batang bagian bawah disayat secara melintang dengan lebar sekitar 8 mm sesuai dengan diameter batang bawah tersebut, kemudian kupas kearah bawah dengan panjang 2 cm, kemudian kupasan tersebut dipotong menggunakan silet atau pisau okulasi. Kupasan kulit batang tersebut disisakan seperempat bagian pada bagian bawah.
Mata tunas diambil dari cabang entres, disayat dengan kayunya sepanjang 2 cm menggunakan silet atau pisau okulasi.
Mata tunas yang sudah diambil disisipkan pada sayatan batang bawah, lalu diikat dengan tali plastik yang terbuat dari kantong plastik ½ kg selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula.
Pengikatan dilakukan dari bawah ke atas agar pada saat hujan atau disiram air tidak masuk ke dalam sisipan mata tunas.
Masukkan hasil okulasi tersebut kedalam sungkup dan penyiraman dilakukan 2 hari sekali. Tujuan penyungkupan adalah untuk menjaga kelembaban agar tetap tinggi dan mengurangi penguapan di sekitar sambungan.
hasil perbanyakan dengan okulasi
Keberhasilan okulasi ditunjukkan dengan keluarnya tunas batang dan daun pada tempelan mata tunas yang dibungkus di dalam plastik. Kegagalan okulasi ditunjukkan dengan terjadinya pembusukkan mata tunas yang ditempel pada batang.
Hal yang tidak boleh dilakukan untuk menghindari kegagalan pada teknik okulasi yaitu kambium pada bagian mata tunas tidak boleh terpegang langsung oleh tangan atau benda apapun karena kambium dapat terbawa dan akibatnya mata tunas yang menempel pada batang tanaman tidak dapat tertempel dengan sempurna dan tidak berfungsi sebagai penyambung antara mata tunas dan batang tanaman.
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan karena perbanyakan dengan cara ini sering dilakukan pada perbanyakan dalam skala besar. Perbanyakan dengan cara okulasi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu diperoleh tanaman dengan produktivitas tinggi, pertumbuhan tanaman yang seragam, dan penyiapan benih yang relatif singkat. Kemudian kekurangan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu dalam perlakuannya memerlukan tanaga ahli yang benar-benar mengetahui teknik okulasi, karena jika salah sedikit perlakuannya maka perbanyakan tidak berhasil.
#5. Sambung Susuan
Sambung susuan merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan batang bawah dengan batang atas yang masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya. Bibit tanaman yang dipakai sebagai batang bawah yang ditempelkan pada cabang tanaman induk kemudian setelah melekat cukup kuat lalu ikatannya dilepas yaitu dengan jalan mengerat cabang pohon induk dibawah ikatan sedikit demi sedikit sampai beberapa hari kemudian dipotong setelah kelihatan tidak layu karena sambungan sudah benar-benar melekat.
Langkah-langkah perbanyakan tanaman dengan cara sambung susuan yang dilakukan selama praktik kerja lapangan yaitu sebagai berikut.
Batang atas dan batang bawah dipilih tanaman yang sehat, dengan umur 8 bulan, tinggi rata-rata 15- 30 cm, pucuk tanaman yang sedang keluar daun mudanya agar pada saat disayat dan dibelah lebih mudah.
Batang bawah disayat dengan ketinggian 20 cm dari permukaan tanah.
Batang entres dan batang bawah disesuaikan, dipilih yang memiliki ukuran yang sama agar pada saat penyambungan tidak dapat tersambung dengan sempurna.
Batang entres diiris miring sampai dengan bagian pertengahan batang, mengenai sebagian kayunya.
Tempelkan sayatan batang bawah measuk ke celah sayatan batang atas dan tautkan. Ikat dengan tali rafia secara kuat agar tidak bergeser
Hasil Perbanyakan dengan sambung
Keberhasilan ditandai dengan menyatunya sambungan antara batang bawah dan batang dari pohon induk.
Keberhasilan hidup bibit kelengkeng cara susuan lebih tinggi dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif lainnya. Hal ini karena batang bawah dan batang atas masih hidup menyatu dengan pohon induknya, sehingga mendorong pembentukan bibit lebih cepat.

Teknik susuan lebih efektif karena umur batang bawah tidak terlalu lama (minimal 6 bulan), pada stadia apapun entres bisa disusukan dan tingkat keberhasilan benih jadi bisa mencapai 100%. Perbanyakan bibit melalui sambung susuan memiliki kelemahan, karena jumlah bibit yang dihasilkan dari satu cabang batang atas terbatas. Dengan ukuran batang atas sama pada sambung pucuk dapa tmenghasilkan 3 – 4 bibit, sedangkan pada sambung susuan hanya menghasilkan satu bibit.
Demikian artikel berjudul Perbanyakan Kelengkeng Dengan Cangkok, Stek, Okulasi dan Sambung.

http://99daun.blogspot.com/

Bagian 3

Okulasi adalah sebuah kata yang sangat populer di kalangan para pecinta tanaman, khususnya pecinta tanaman buah, termasuk para penangkar bibit (grower). Populer, itu karena mayoritas bibit tanaman buah yang dihasilkan dan beredar secara luas di Indonesia adalah bibit yang diperbanyak dengan cara okulasi atau tempel mata, meski sebenarnya cara okulasi bukan satu-satunya cara untuk memperbanyak tanaman. Okulasi juga ternyata kurang begitu populer bagi kalangan pecinta tanaman khususnya di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, sebab dari kedua daerah tersebut, cara sambung pucuk (top grafting) adalah cara yang paling banyak digunakan dibanding cara-cara perbanyakan tanaman lainnya. Di beberapa daerah lainnya, sambung susuan (approach grafting) justru menjadi cara perbanyakan yang paling disukai.

Topik ini tidak mengulas okulasi karena pendapat dari beberapa penangkar, okulasi adalah cara yang relatif sulit karena menuntut kemampuan teknis yang lumayan tinggi alias agak njlimet kata orang Jawa (padahal sebenarnya tidak), serta pertumbuhan mata tunas yang relatif lebih lambat (bagi orang yang kurang sabar). Mengambil (kadang harus dengan cara mencongkel) mata tunas memang bukan hal mudah bagi pemula dan penghobi yang jarang bersentuhan dengan cara atau teknik ini. Jika proses okulasi mata tunas yang ditempelkan berhasil, dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menumbuhkan mata tunas tersebut menjadi calon batang dan cabang. Oleh karena itu, dicari teknik baru yang relatif lebih sederhana dibanding okulasi di satu sisi dan di sisi lainnya, cara yang relatif lebih sederhana tersebut bisa menghasilkan bibit tanaman baru yang pertumbuhannya lebih cepat bongsor dibanding bibit hasil okulasi.

Sambung sisip sebenarnya bukan teknik baru karena cara ini sebenarnya hanya memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi karena "step by step" hampir mirip dengan okulasi, namun jika pada teknik okulasi yang ditempelkan adalah mata tunas, maka pada sambung sisip yang ditempelkan adalah ranting muda. Jika pada teknik okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip dapat ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, jika mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah dapat direkayasa dari awal, sejak bibit tersebut dibuat, karena bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tanaman buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan. Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.

http://leira-fruit.blogspot.com/

Bagian 4

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya pada Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang

ppl4

Sumber Gambar: dokumen pribadi

Banyak teknik yang dilakukan para petani untuk meningkatkan kualitas buah tanaman mereka, salah satunya adalah Okulasi. Okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman buah maupun tanaman hias yang berlainan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.

Dengan penggabungan ini diharapkan akan menghasilkan tanaman baru dengan kualitas unggul dari kedua pohon induk. Biasanya pohon A adalah tanaman dengan hasil buah yang baik sedangkan pohon B adalah tanaman dengan akar yang kuat. Okulasi dapat dilakukan pada 2 tanaman yang masih satu keluarga. Dengan teknik yang tepat, kita dapat mendapatkan satu pohon hasil okulasi dengan beberapa buah atau bunga berbeda.

Cara Melakukan Teknik Okulasi Tanaman Buah

Pemilihan Pohon

Untuk pohon pendonor atau sering disebut dengan entres pilihlah pohon dengan kualitas buah unggulan sedangkan pohon penerima / seling harus memiliki batang yang kokoh dan akar yang kuat. Keduanya harus jauh dari penyakit dan sudah berumur (terlihat dari kulit yang bisa dikelupas, hal ini pertanda bahwa sudah banyak kandungan kambium).

Kambium dalam tanaman berguna sebagai jaringan angkut makanan dari daun ke batang dan sebagai perekat mata tunas pohon pendonor dan batang pohon penerima. Jika jaringan ini hilang maka okulasi dipastikan gagal. Saat memilih mata tunas, ambillah tunas kecil yang sehat. Jika pohon pendonor tidak memiliki mata tunas, cobalah memangkas daunnya. Hal ini dilakukan untuk merangsang pohon agar mengeluarkan tunas baru.

Waktu Pelaksanaan Okulasi

Waktu terbaik melakukan okulasi adalah saat pohon sedang melakukan pembelahan sel kambium, biasanya terjadi pada pagi hari dimana pohon sedang melakukan fotosintesis. Sebaiknya lakukan penempelan pada bulan-bulan kemarau.

Cara Okulasi

1. Perlakuan awal

Batang bawah dibersihkan dari kotoran/debu terutama pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk okulasi dengan cara mengusapnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan.

2. Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres

Gunakan pisau/silet tajam yang steril, dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dan pembusukan pada tempelan. Kalau perlu masukkan dalam cairan alkohol agar bakteri mati. Cara okulasi ini memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi tapi kita tidak dapat melakukannya pada semua tanaman.

- Pada pohon pendonor, ambil sedikit area dekat mata tunas. Lakukan dengan sekali sayatan, inilah pentingnya menggunakan pisau yang tajam.

- Pada pohon penerima, buatlah sayatan horizontal lalu sayatan vertikal sehingga akan berbentuk huruf T. (cek gambar) Sayatan jangan terlalu dalam supaya tidak mengenai jaringan kambium.

- Tarik ujung kulit pohon bagian kiri dan kanan ke bawah maka anda bisa melihat adanya celah untuk menyisipkan tunas dari pohon pendonor.

- Tinggal masukkan tunas dari pohon pendonor kedalamnya

- Ikat dengan tali dengan kuat.

Tutup celah yang ada, usahakan jangan sampai ada air dan udara yang masuk antara pohon penerima dan tempelan mata tunas. Hal ini dilakukan untuk menghindari air yang memicu pembusukan yang mengakibatkan dan udara yang menyebabkan kambium cepat kering

- Setelah Okulasi sukses maka segera lepas ikatan agar tunas bisa tumbuh dengan bebas. Tanda bahwa okulasi sukses adalah menyatunya tempelan dan mata tunas yang sudah tumbuh. Terakhir tinggal menunggu tanaman berbuah.

Faktor yang menunjang keberhasilan okulasi

· Waktu pelaksanaan okulasi

Waktu terbaik pelaksanaan okulasi yaitu pada pagi hari, antara jam 07.00-11.00 pagi. Hal ini karena pada waktu tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman masih dalam kondisi aktif dan optimum. Apabila okulasi dilakukan diatas jam 12.00 siang maka daun-daun mulai layu. Tetapi ini bisa diatasi dengan melakukan penempelan di tempat teduh, yang terhindar dari sinar matahari secara langsung.

· Kebersihan alat okulasi

Silet yang akan digunakan kita belah dua saat masih dalam bungkusan kertas, sehingga silet kita tetap dalam kondisi bersih. Satu belahan kita gunakan sedangkan belahan lainnya kita simpan untuk pengganti belahan silet pertama apabila dirasa sudah tidak tajam lagi. Setelah silet digunakan, silet dibersihkan dan dibungkus lagi dengan kertas pembungkusnya agar tidak berkarat (among wibowo).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar